Kamis, 28 Maret 2013
Sang Penggembala
Saat itu waktu menunjukkan pukul 14.00 dan Jack seorang penggembala sedang ingin menggembala kambing-kambingnya. Padang rumput yang terletak tak jauh dari rumahnya menjadi sasaran untuk tempat menggembala kambing-kambingnya. Setelah bejalan kurang lebih tiga kilometer, akhirnya sampai juga di padang rumput yang hijau dan udaranya yang masih segar. Disitulah kambing-kambing milik Jack dapat bermain bebas dan dapat makan rumput sepuasnya.
Ketika Jack sedang duduk santai menyaksikan kambing-kambingnya yang sedang bermain gembira, tiba-tiba ada iring-iringan pembalap sepeda yang melintasi jalanyang terletak disebelah kanan padang rumput tersebut. Setelah pukul 16.30, Jack bergegas membawa kambing-kambingya pulang untuk dimasukkan ke kandang yang berada dihalaman belakang rumah. Kegiatan menggembala kambing dilakukan setiap hari oleh Jack.
Paragraf diatas adalah salah satu contoh Paragraf Deskripsi.
Tugas KLKP 27 Maret 2013
KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN
Pengertian Dari World Financial Flow :
Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Di dalam msyarakat terdapat orang memiliki dana lebih (A) dan orang yang yang membutuhkan dana (B). Tanpa adanya (A) atau (B) Bank tidak akan bisa hidup. Bunga untuk masyarakat yang menabung ditulis (i1) dan bunga bagi masyarakat yang meminjam ditulis (i2).
Jika ingin meminjam uang dengan A, antara si A dan si B harus memenuhi 2 syarat yaitu si B harus kenal terlebih dahulu dengan si A agar dapat dipercaya. Dan si A mempunyai uang untuk dipinjamkan untuk si B. Ini disebut dengan Double Coincidence. Dan di dalam double coincidence itu terjadi Financial Intermedit atau Perantara Keuangan.
Antara masyarakat yang menyimpan uangnya (A) di Bank berupa :
1. saving deposit = tabungan.
2. demand deposit = giro.
3. time deposit = deposit
Sedangkan dana yang dipinjamkan (B) untuk masyarakat berupa kredit atau
loan. Di dalam (B), untuk mengurangi resiko, Bank lebih memilih 10
orang menabung masing-masing 1juta dari pada 1 orang menabung 10 juta.
Inilah yang disebut dengan law of the large member atau hukum bilangan
besar, dan hukum ini sangat bergatung pada masyarakat.
Adapun cara lain untuk mempertemukan A dan B selain melalui Bank adalah dengan Capital Market (i3). Capital market dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Saham (surat kepemilikan)
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk ‘menjual’ kepentingan dalam bisnis – saham (efek ekuitas) – dengan imbalan uang tunai. Imbalan tersebut berupa deviden atau capital gain.
2. Dividen
Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Sedangkan capital gain adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga atau efek, dimana nilainya melebihi dari harga pembelian.
3. Obligasi (surat hutang)
obligasi merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Imbalan dari obligasi adalah diskonto.
Jika B mengalami kerugian atau kematian maka Bank tidak akan menanggung kerugian itu sendiri. Bank bekerja sama dengan asuransi. Sebut saja asuransi XYZ dengan premi 30% & up 30 jika asuransi XYZ tidak kuat menanggung kerugian Bank, maka terjadilah reasuransi kepada asuransi KLM dengan premi 30% & up 30, dan jika asuransi KLM tidak sanggup juga untuk menanggung kerugian BANK maka terjadilah retrocessi kepada asuransi ABC dengan premi 40% & up 40.
Demi mendapatkan saham BANK, asuransi ABC membeli saham-saham dari BANK untuk membuka usaha leasing sebut saja DEF leasing, biasanya leasing yang dibuka asuransi itu berupa kendaraan dan barang elektronik. Jadi selain asuransi ABC memiliki saham BANK, asuransi ABC pun memiliki usaha yang diberi nama DEF leasing.
Di indonesia untuk sekarang ini belum ada asuransi yang seperti asuransi ABC. Asuransi ABC baru ada di luar negeri. Dan yang dimaksud dengan transnational corporation jika perusahaan asuransi ABC memiliki saham dari beberapa BANK di negara lain.
Rabu, 27 Maret 2013
PERBEDAAN KARANGAN
Pengertian karangan
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Karangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu karangan ilmiah dan karangan non ilmiah.
1. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah dapat disebut juga sebagai karya ilmiah atau laporan ilmiah. Menurut beberapa ahli karangan ilmiah yaitu :
a. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar.
b. Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi dijelaskan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.
c. Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan di publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah hasil penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan, memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar mendapatkan kawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada.
Adapun didalam karya ilmiah ada beberapa macam dari karya ilmiah tersebut, seperti:
1) Makalah ( dalam seminar atau symposium ) yaitu suatu karya ilmiah yang membahas suatu pokok permasalahan yang digunakan sebagai hasil penelitian yang disampaikan secara ilmiah ( seminar ).
2) Artikel yaitu suatu karya tulis atau karangan yang dimuat dalam media massa, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan,membahas isu – isu tertentu, mendidik, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat.
3) Skripsi ( tugas akhir ) yaitu karya ilmiah yang ditulis berdasarkan suatu hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dapat dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
4) Tesis yaitu karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister dan mencoba membahas mengungkapkan persoalan ilmiah secara kristis.
5) Disertasi yaitu karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.).
Dalam membuat suatu karya ilmiah ada 4 ciri – ciri yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal yaitu pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Apapun
jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau penulis lainnya tetap
mempunyai manfaat yang berarti bagi pembaca. Manfaat dari karya ilmiah yaitu :
1) Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti
tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik,
aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
2) Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.
3) Pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah yaitu laporan tentang suatu kebenaran yang diperoleh dari hasil suatu penelitian.
4) Dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukan sebuah jawaban.
5) Karena didalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori-teori para ahli serta mengomentari atau mengkritiknya untuk memperkuat argumen penulis.
6) Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus jelas atau harus bermakna tunggal (tidak boleh ambigu), penempatan gatra (unsur fungsional dalam kalimat harus lengkap dan tepat) dan diksi atau pilihan kata harus tepat.
2. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
ditulis berdasarkan fakta pribadi,
fakta yang disimpulkan subyektif,
gaya bahasa konotatif dan populer,
tidak memuat hipotesis,
penyajian dibarengi dengan sejarah,
bersifat imajinatif,
situasi didramatisir,
bersifat persuasif.
tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
3. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Contoh Tulisan Karangan Ilmiah Yang Ilmiah
Linguistik dewasa ini berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kian banyaknya teori dan penelitian yang telah dihasilkan serta munculnya bermacam gerakan dan aliran. Perkembangan teori-teori tersebut merata pada pelbagai cabang-cabang linguistik, seperti pada fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, juga pragmatik. Bukan itu saja, penelitian-penelitian yang dilahirkan dari perkembangan teori tersebut pula semarak dan tumbuh bak jamur di musim hujan. Perkembangan teori dan makin banyaknya penelitian yang dihasilkan itu tidak terlepas dari gerakan dan aliran yang memayungi dan menyemarakkan dunia linguistik.
Penerbitan dan pengedaran buku-buku serta karya-karya tentang linguistik juga ikut berperan dalam penyebaran dan pengembangan linguistik. Karya de Saussure Course in General Linguistics, dapat dikatakan menjadi pemicu tumbuh dan berkembangnya linguistik. Praktik-praktik linguistik sampai dengan tahun 60-an dapat ditandai dengan adanya generalisasi induktif dalam penyelidikan ilmiah. Dengan kata lain, data-data kebahasaan diamati lebih dahulu kemudian disusunlah teori berdasarkan organisasi data tersebut. Namun, hal itu tidak selamanya dilakukan. Dalam penyelidikan linguistik kini, pengamatan juga sarat dengan teori, selain deskripsi dan analisis. Dalam penelitian ilmiah ada baiknya konsep-konsep yang melatarbelakangi penelitian linguistik tersebut dibedakan sehingga kita dapat melihat secara tajam perbedaan-perbedaan konseptual di balik pemakaian istilah itu. Konsep-konsep tersebut seperti teori, paradigma, tendensi, aliran, dan gerakan. Hal tersebut dimaksudkan agar peneliti mengetahui posisi dan sikapnya dalam kegiatan penelitian. Untuk mendapatkan pengertian dari teori, paradigma, tendensi, aliran, dan gerakan di atas, berikut ini akan dijelaskan perbedaannya secara singkat. Teori merupakan sistem yang makin abstrak yang menghasilkan penjelasan, prediksi, rekonstruksi, interpretasi, evaluasi, dan dapat merumuskan kaidah atau hukum.
Menurut Verhaar (dalam Sutami, 2001) teori dapat dibagi menjadi dua, yaitu teori yang kurang abstrak dan teori yang abstrak. Teori yang kurang abstrak merupakan ringkasan data dan uraian prosedur penemuan. Teori yang abstrak tidak diperoleh dari data saja, tetapi juga dari penalaran logis, matematis, bahkan juga dapat berdasarkan intuisi peneliti dengan kerangka rujukan tertentu. Paradigma ialah prestasi ilmiah yang diakui pada suatu masa sebagai model untuk memecahkan maslaah ilmiah. Paradigma bisa disebut sebagai norma ilmiah. Suatu penelitian yang tidak menggunakan paradigma yang berlaku pada masa tertentu, maka penelitian itu dikatakan tidak ilmiah. Pada tahun 60-an misalnya, paradigma yang menonjol adalah positivisme (objek penelitian terlepas dari subjek). Contoh lain adalah paradigma Plato (bahasa adalah fisei) dan Aristoteles (bahasa adalah tisei). Tendensi ialah nuansa berpikir yang nampak pada karya-karya ilmiah tertentu yang berasal dari ilmu atau pandangan di luar linguistik. Tendensi itu berupa pengaruh lain di dalam linguistik dan mewarnai cara berpikir sarjana tersebut. Misalnya, karya-karya Chomsky yang bertendensi psikologisme, atau Pike yang bertendensi antropologisme.
Aliran
adalah kumpulan sarjana yang berpengaruh pada ajaran atau guru yang sama.
Ajaran itu dikembangkan oleh seseorang atas dasar falsafah teori yang
dianutnya. Ajaran itu kemudian dikembangkan dan diikuti orang lain sehingga
menjadi aliran. Contoh: aliran Transformasi Generatif merupakan kumpulan
sarjana yang berpegang pada ajaran dari Chomsky. Aliran Praha (Trubetzkoy),
aliran Tegmemik (Pike).
Gerakan adalah cara berpikir yang tidak diarahkan oleh tokoh atau kelompok
tertentu yang menajdi dasar menyeluruh kegiatan ilmiah tertentu bagi aliran
atau tokoh yang berlainan. Gerakan bisa berupa teori, falsafah, atau pandangan
umum yang memayungi aliran tertentu. Mislanya, gerakan Generativisme memayungi
aliran Transformasi Generatif.
Contoh Tulisan Karangan Non Ilmiah Yang Ilmiah
Tanggerang, KOMPAS Kantor bea dan cukai bandara Soekarna-Hatta, Jakarta. Kembali manggalkan upaya penyelundupan sabu dari Iran ke Indonesia. Sebanyak 9.56 kilogram sabu seharga Rp 20 milliaritu dikirim melaluipaket kargo oleh MK (Iran). Sabu tersebut dimasukan kedalam rongga aneka hiasan dari atu marmer impor. Modus yang digunakan tersangka ini cukup fantastis. Sabu dipadatkan dan dimasukan dibagian tengah pajangan atau rongga hiasan yang terbuat dari marmer,sepeeti pajangan granit, pajangan marmer dan miniature air terjun sebagai stone. Paket tersebut dikrim dengan pesawat Etihad Airways. Dikarenakan sabu masuk dalam kategori narkotika golongan I, tersangaka melanggar Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang psikotropika, dan tersangak terancam pidana 20 tahun penjara dan denda maksimum Rp 10 milliar.
Sumber :
METODE ILMIAH
1.Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah- langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu:
1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekatpada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yangobjektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasilpercobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
2.Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regrasi.
Karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
a. Sistematik.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
b. Logis.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
c. Empirik.
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
# Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain)
#. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
#. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat)
d. Replikatif.
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
3.Langkah-Langkah Metode Ilmiah
a. Perumusan masalah
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karene manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut.
b. Pembuatan kerangka berfikir
Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.
c. Penarikan hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.
d. Pengujian Hipotesis/eksperiment
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
e. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi petrsyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebanarannya.
Contoh kasus :
PENGARUH AMPAS TEH SEDUH TERHADAP PERTUMBUHA TANAMAN PETAI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman petai
sering kali dijumpai di hutan yang tersebar di Indonesia, karena tanaman ini
sangat mudah tumbuh dimana saja. Selain itu khasiat dari petai sendiri memiliki
manfaat yang cukup banyak bagi tubuh diantaranya dapat mengendurkan saraf,
hilangkan despresi, obat hati, ginjal, serta dapat menurunkan kematian akibat
stroke, dan dapat menjaga saluran pencernaan. Sehingga hal ini banyak mendorong
petani untuk menanam tanaman petai yang lebih mudah dijangkau dan lebih banyak
menghasilkan keuntungan, namun tanaman tersebut tak bisa dihindarkan dari
resiko kegagalan.
Tanaman petai diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena tanaman
ini sering diolah menjadi masakkan. Karena petai banyak sekali manfaatnya
disebabkan adanya gula alami. Semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi petai
maka para petai diharapkan dapat menghasilkan petai yang lebih banyak lagi
dengan kwalitas yang baik. Namun berdasarkan Dinas Pertanian Propvinsi Jatim
pada tahun 2006 para petani dapat menghasilkan 7.091 ton petai, sedangkan pada
tahun 2007 menghasilkan sekitar 5.341 ton. Namun dengan produksi petai yang
demikian ternyata tidak sebanding dengan konsumsi petai setiap tahunnya
misalkan pada tahun 2006 sebanyak 6.133 sedangkan pada tahun 2007 meningkat
hingga 13 %. Dapat dilihat bahwa hasil panen tanaman petai di Indonesia
mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya beberapa masalah yang dapat
menggagalkan hasil panen yaitu terdapatnya hama, atau terletak pada stuktur
tanah yang kurang baik sebagai media tanam. Masalah-masalah tersebut sebenarnya
dapat diatasi sekaligus dapat meningkatkan hasil panen dengan kwalitas yang
lebih baik. Dalam budidaya tanaman petai diperlukan perhatian khusus.
Tanaman petai
membutuhkan pupuk untuk meningkatkan kwalitas pada petai tersebut. Hanya jenis
pupuk tertentu yang dapat digunakan untuk menanam tanaman petai. Bukan hanya
pupuk kandang, NPK, kompos daun dan berbagai jenis pupuk lainya yang dapat
digunakan sebagai perkembangan tanaman secara optimal, ternyata ampas the seduh
dapat pula digunakan sebagai kompos ampas teh seduh, karena pada ampas teh
seduh mengandung karbon organik yang mampu untuk menyuburkan tanah. Sehingga
tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Adakah
pengaruh ampas teh seduh terhadap pertumbuhan tanaman petai?
2. Manakah yang lebih tinggi antara tanaman petai yang diberi ampas teh seduh
dengan yang tidak?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ampas teh seduh terhadap pertumbuhan tanaman petai.
1.4 Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan tinggi pada tanaman petai yang diberi ampas teh seduh dengan tanaman petai yang tidak diberi ampas teh seduh.
Tanaman petai yang diberi ampas teh seduh lebih tinggi dibandingan dengan tanaman petai yang tidak diberi ampas teh seduh.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ampas Teh Seduh
Sisa teh atau ampas teh ternyata dapat bermanfaat bagi tanaman, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi. Ampas teh ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos lainnya. Kandungan yang terdapat di ampas teh selain polyphenol juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Ampas teh ini biasanya diberikan pada semua jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obat-obatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Ampas teh tidak hanya dapat berfungsi sebagai pupuk ternyata bisa dijadikan sebagai pestisida yang bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika ampas teh ini dijadikan sebagi kompos. Ampas teh mengandung banyak unsur hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh ampas teh ini hanya bersifat toksik pada serangga tidak pada tanaman sehingga tidak perlu khawatir tanaman itu beracun dan berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia (H. Akhadi 2005).
Ampas teh dapat dikelola menjadi kompos dengan kwalitas yang baik, dalam pengelolahannya kompos itu dicampur dengan zat tambahan, diantaranya kapur, bekatul, tetes tebu atau gula. Gula dan bekatul merupakan bahan yang bias membangkitkan mikroorganisme yang akan menjadi pestisida. Dengan ditambah gula, mikroba tersebut cepat berkembang dan cukup ampuh membunuh serangga.
2.2 Tanaman Petai
Dalam dunia
tumbuhan, tanaman petai diklasifikasikan dalam keluarga Leguminosae
(Mimosaceae), marga Parkia dan jenis Parkia speciosa berupa pohon yang
tingginya antara 5 -25m. Petai atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon
tahunan tropika dari suku polong - polongan (Fabaceae), anak suku petai-petaian
(Mimosoidae). Tumbuhan ini tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya,
yang disebut "petai" juga, dikonsumsi ketika masih muda, baik segar
maupun direbus.
Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20m dan kurang bercabang. Daunnya
majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol (khas
Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar,
memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai
belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau
ketika muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah
petai akan mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.
Petai hanya dapat ditanam di tanah rendah hingga dataran tanah yang tinggi 1,500 m daripada paras laut. Iklim kawasan yang cukup lembap dan panas adalah sesuai untuk pertumbuhan pokok yang subur. Jenis tanah yang mesti digunakan yaitu tanah gembur, tanah liat berpasir, atau liat yang dapat disesuaikan.
2.3 Hubungan antara ampas teh seduh dan tanaman petai
Setiap tanaman
sangat membutuhkan pupuk, karena pupuk merupakan unsur terpenting dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, sama halnya tanaman petai.
Pada tanaman petai yang terpenting yaitu pada kesuburan tanah, selain sebagai
penyangga akar, tanah juga berfungsi sebagai penyedia air, zat-zat hara, dan
udara bagi pernapasan akar tanaman. Tanah yang subur dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal.
Faktor utama yang menyuburkan tanah yaitu bahan organik. Seperti pada
penggunaan ampas teh seduh pada tanaman sangat baik untuk tanaman karena pada ampas
banyak terkandung berbagai macam unsur seperti Besi (Fe), Timbale (Pb), Tembaga
(Cu), Magnesium (Mg).
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Polybag 2 buah.
2. Cetok.
3. Biji petai 4 biji.
4. Ampas teh seduh
5. Tanah.
6. Air.
7. Penggaris.
3.2 Cara Kerja
1. Menyiapkan polybag sebanyak 2 buah, kemudian menyiapkan media tanah.
2. Mengisi setiap polybag yang telah disediakan dengan media tanah.
3. Mengisi polybag A dengan ampas teh seduh secukupnya kemudian campur hingga rata dengan tanah, hal ini dilakukan seminggu 2 kali sedangkan pada polybag B hanya terisi oleh tanah saja.
4. Memasukkan biji petai masing-masing 2 biji pada setiap polybag yang telah berisi tanah serta ampas teh seduh.
5. Menyiram tanaman tersebut dengan air secukupnya hal ini dilakukan sebanyak 1 kali dalam sehari.
6. Meletakkan tanaman tersebut di tempat yang cukup cahaya
7. Mengamati pertumbuhannya setiap hari lalu bandingkan tanaman tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Polybag
|
Hari ke -
|
Rata – rata
Tinggi
|
|||||
1
|
3
|
5
|
7
|
9
|
|||
A
|
1.7cm
|
3.6cm
|
5.6cm
|
7.7cm
|
9.8cm
|
5.68 cm
|
|
B
|
1.2cm
|
2.1cm
|
3.3cm
|
4.2cm
|
5.1cm
|
3.18 cm
|
4.2 Pembahasan
Ada perbedaan tinggi tanaman petai pada polybag A
(yang diberi ampas teh seduh) dengan tanaman petai pada polybag B (yang tidak
diberi ampas teh seduh).
Tanaman petai yang diberi ampas the seduh lebih tinggi hampir dua kali lipat
dibandingan dengan tanaman petai yang tidak diberi ampas the seduh. Hal ini
dikarenakan bahwa ampas teh seduh tersebut mengandung Karbon Organik, Tembaga
(Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, sehingga ampas teh seduh tersebut
membantu pertumbuhan tanaman petai. Selain itu ampas teh tersebut juga membantu
memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ampas teh seduh sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman petai. Karena ampas teh seduh mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, sehingga ampas teh seduh tersebut membantu pertumbuhan tanaman petai. Ampas teh seduh juga membantu memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun,
5.2 Saran
Bila akan menanam tanaman petai, sebaiknya menggunakan ampas teh seduh sebagai pupuk, karena ampas teh seduh lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos lainnya. Pengaruh ampas teh seduh terhadap pertumbuhan tanaman petai lebih besar daripada pupuk kompos lain, karena ampas teh seduh mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13% yang membantu memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)